Tampak Seorang perempuan yang bernama maria sedang
menangis dibawah pemakamam sahabt tercintanya. Lukisan masa lalu bersama sahbatnya
terulang kembali dalam memory otaknya.
“maria,
jika aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, permintaan terkahir aku hanya
satu...”ujar marcella dengan dengan tampak pucat.
“jangan
mar, kamu jangan bilang kayak gitu, pasti kamu harus kuat, aku yakin itu,
apapun permintaan kamu akan aku turutin mar, tapi tolong jangan kamu
ungkit-ungkit tentang kematian, AKU TIDAK SUKA ITU MAR!!!...”ucap maria emosi
dengan mengeluarkan air mata.
“enggak
Maria, aku sungguh enggak kuat lagi, penyakit ini sudah menggerogoti tubuh aku
Maria, aku mohon turuti permintaan aku Maria” ujar marcella dengan menggenggam
tangan Maria.
Maria
yang mendengar ucapan marcella membuang nafas kasar “permintaan apa mar??”ujar
Maria lembut.
“aku
minta kamu jangan sedih disaat kepergian aku dan taburi pemakaman aku dengan
melati putih”ujar marcella lemah. Maria langsung memeluk marcella erat dengan
rasa sayang.
“Mar,
aku udah menganggap kamu adik aku satu-satunya Mar, jika kamu pergi, aku dengan
siapa Mar, kenapa semua oarng yang aku sayang meninggalkan aku semua mar
termasuk kamu, apa tidak ada harapan lagi buat aku mar???”ujar maria terisak
dipelukan marcella.
“masa
depan kamu masih panjang maria, kamu harus sukses, kamu harus berjuang demi
masa depan kamu aku mohon, walaupun aku enggak ada di sisi kamu, tetapi aku
akan selalu hidup di hati kamu Maria walaupun tak terlihat”ujar marcella tersenyum
lemah.
Maria
menatap sendu marcella yang terlihat lemah, tiba-tiba cairan kental berwarna
merah keluar lewat hidung marcella, Maria langsung menghapus darah tersebut
dengan tangannya.
“Mar
hidung kamu berdarah, aku panggilkan dokter dulu”ujar maria yang panik.
“jangan,
Maria....aku....hanya....ingin bilang...terimakasih....atas semuanya,
terimakasih...sahabat sekaligus kakaku tercinta, selamat tinggal”ujar marcella
yang memejamkan matanya untuk selama-lamanya.
“tidak
mar....mar bangun....aku mohon mar, jika kamu pergi meninggalkan aku, aku
dengan siapa Mar, aku sendiri Mar”ujar maria dengan menguncang-guncangkan
badan dengan air mata yang mengalir
deras. Dokter pun masuk mengetahui teriakan maria langsung memriksa keadaan
marcella.
“maaf,
Marcella sudah tidak bisa diselamatkan lagi, dengan kanker otaknya yang sudah
begitu parah”ujar dokter iba melihat maria menangis.
Maria
yang mendengar itu, menghampiri tubuh Marcella yang dingin dan putih pucat.
Maria
memandang wajah marcella untuk terakhir
kalinya dan mencium kening marcella.
Keesokan harinya, tangisan
mengiringi pemakaman Marcella, termasuk Maria.
Pemakamanpun
lama-kelamaan semakin sepi, terkecuali maria yang masih tetap setia menemani Marcella.
“Mar,
aku bawain bungan melati putih, untuk kamu, aku menepati permintaan terakhir
kamu mar, tetapi yang satu lagi, tolong jangan paksakan aku untuk tidak
menangis mar, aku berjanji ini terakhir aku menangisi kepergian kamu mar, aku
mencintai mu mar, tidak hanya sebagai sahabat tetapi sebagai seoarang kakak
yang menyayangi adiknya dalam keadaan suka maupun duka. Selamat tinggal Mar aku
akan mengingat kamu selamanya dalam lubuk hatiku yang paling dalam.”ujar Marcella
merintikan air matanya untuk terkahir kalinya dan menaburkan melati putih
diatas tanah pemakaman Marcella.
Setelah
selesai Maria mendoakan marcella dan mencium batu nisan yang bertuliskan
marcella.
“selamat
tinggal sahabat sekaligus adikku, semoga kamu tenang di alam sana”ucap marcella memandang langit yang
cerah.
Tampak
di langit yang cerah terdapat ukiran
membentuk muka marcella yang sednag tersenyum dan memudar seketika secara
perlahan, maria yang melihat tersebut pun tersenyum dan meghapuskn air matanya
dan pergi meninggalkan pemakaman tersebut.
__The End__
No comments:
Post a Comment